Jumat, 23 Agustus 2013

DEWASA:

DALAM PERBEDAAN DAN KOMITMEN

NOTE : ARTIKEL INI DALAM MASA LOMBA MENULIS DARI @RASIBOOK "Untuk Indonesiaku"
*****

Aku gag bakal bahas tentang korupsi, tentang ekonomi, tentang narkoba atau apapun itu semua. Kenapa? Karena aku tidak menguasai tentang masalah itu, dan tidak semua orang menguasai masalah itu. Biarlah masalah itu di bahas oleh orang lain yang lebih tau.. sehingga ada keakuratan informasi.

Sebelum melanjutkan,
saya minta anda untuk memahami terlebih dahulu bahwa apa yang akan anda baca adalah PENDAPAT PRIBADI saya. Sehingga jika ditengah artikel ini anda merasa kurang berkenan saya saran kan untuk segera menutup halaman ini.

Emm... dari pada bahas hal yang tidak dikuasai, mending kita bahas hal yang sering saya jumpai, bahkan anda jumpai sehari-hari.

PERBEDAAN.
Indonesia negara plural, macam-macam agama yang ada, macam-macam suku yang ada, macam-macam kebudayaan yang ada. Udah dari lama kita hidup berdampingan... minimal 68 tahun lah. Duluu.. setiap agama, setiap suku bida hidup berdampingan dengan baik. Namun sekarang sadar atau tidak kita sering mempermaslaahkan perbedaan itu.

Mayoritas suatu wilayah menindas minoritasnya..
Minoritas mengadu pada penguasa..
Penguasa bingung bela siapa...

Kira-kira begitu yang terjadi. 

Setiap pertikaian dengan berlatar belakang perbedaan ini bisa menjadi masalah besar, meluas, bahkan bisa menjadi masalah nasional, dari hanya masalah di suatu wilayah.

Misalnya

Agama A menjadi minoritas di wilayah selatan dan Agama B menjadi mayoritas di situ.
Sementara di utara, Agama A yang menjadi mayoritasnya dan B menjadi minoritasnya.

Suatu hari di wilayah selatan,  Agama A terlibat suatu kesalah pahaman dengan agama B. Karena agama B mayoritas, maka agama B yang dibenarkan.
Sementara itu Agama A di wilayah utara, merasa saudara nya yang satu keyakinan mendapat hal tidak adli. Terjadilah penindasan pada minoritas di wilayahnya.

Begitu terus.. hingga bisa menyebar ke berbagai wilayah.
Memang.. mayoritas selalu menang... tapi mayoritas belum tentu benar.

***

Kristenisasi..Islamisasi... lalu apa lagi?
Isu-isu yang disebarkan oleh orang-orang tidak bertanggung jawab yang menyebabkan berbagai perselisihan
.
Bangsa Indonesia sudah 68 tahun merdeka ,seharusnya kita menjadi bangsa yang lebih dewasa dalam menyikapi hal-hal seperti itu, tidak mudah terpancing. Intinya, semua berawal dari Individu sendiri.

Jika anda seorang kristen atau katolik tidak perlu takut akan isu islamisasi, jika iman anda kuat.
Jika anda seorang muslim, tidak perlu takut pada isu kristenisasi, jika anda percaya iman anda kuat.

Tidak ada alasan untuk berselisih lagi karena isu-isu itu.

Selain tentang agama, ada perbedaan lagi yang cukup sensitif. SUKU.

Saya hidup ditengah lingkungan dengan berbagai macam suku, saya orang jawa.. tetangga saya ada yang orang batak, lingkungan saya banyak dari orang-orang chinese.. dan kami biasa saja. Menjalani hidup normal, saling mengenal, saling membantu, bahkan juga salin mempelajari budaya.

Sadari perbedaan itu ada... terima perbedaan itu.
Perbedaan bukan untuk disamarkan tapi untuk dihargai dan dihormati.

Suatu kisah Lucu.. ketika saya bertemu dengan orang-orang yang mereka berteriak tentang menghargai perbedaan tapi tidak pernah bertemu perbedaa itu, dan bahkan terkesan kaget ketika ketemu dengan perbedaan.
So, jangan cuman teriak-teriak, tapi sadari adanya perbedaan itu, HARGAI dan HORMATI.

Eemm.. mungkin ada satu lagi, yang ingin saya bahas. Tentang keberanian berkomitmen.
Contoh..

Ada sekelompok masa, yang di mana masa tersebut saking cinta nya dengan produk dalam negeri.. mengkampanyekan pemboikotan produk salah satu negara yang berinisial AS ( wakakakakakak XD).
Namun mereka tidak pada komitmen mereka sendiri... mereka meneriakan hal-hal itu di Social Media yang notabene juga produk orang AS.. Twitter.

Tidak ada pada hal itu, komitmen perlu kita jaga. Kita komitmen menjadi dokter, tolong jadi dokter yang bekerja sesuai kode etik dokter.
Jadi anggota DPR dengan komitmen sebagai wakil rakyat, tolong jangan hanya mewakili rakyat yang sudah kaya namun juga rakyat yang miskin.
Dan sebagai pelajar, komitmen untuk belajar keras, sehingga bisa lulus UN dan kelak menjadi pejabat yang bisa merapikan pelaksanaan UN bahkan bisa menghapuskan UN.. #nahhloh.

Intinya kita punya perjuangan sendiri-sendiri sebagai warga negara untuk memajukan Indonesia. Tinggal bagaimana kita menjaga komitmen perjuangan kita tersebut.
Mungkin sekian dulu lah pendapat pribadi saya. Saya ulang PENDAPAT PRIBADI SAYA. Sehingga anda memiliki hak untuk tidak setuju dan anda bisa menutup halaman ini sekarang. Selain itu untuk anda yang setuju silahkan klik “like”/”suka” XD.
Terima Kasih.